MemujiAllah Dengan Kalimat 5. Membaca surat Al-Fatihah dan Ayat Kursi 6. Membaca Tasbih, Tahmid, Takbir, dan Tahlil Membaca kalimat Tasbih 33 kali Membaca kalimat Tahmid 33 kali Membaca kalimat Takbir 33 kali 7. Membaca Doa Berikut Setelah selesai berdzikir, maka membaca doa setelah sholat berikut Bacaan Doa Setelah Sholat

– Syariat Islam adalah hukum dan aturan Islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat Muslim. Selain berisi hukum dan aturan, syariat Islam juga berisi solusi atau aturan-aturan untuk penyelesaian masalah dalam kehidupan oleh sebagian umat Islam, Syariat Islam merupakan panduan menyeluruh dan sempurna untuk seluruh permasalahan hidup Manusia didunia ini. Sumber Syariat adalah Al-Qur’an dan dari kata Tariqah Arab berarti “jalan” atau “metode”, dan mengacu pada aliran kegamaan tasawuf atau sufisme/mistisme Islam. Jadi, Tarekat adalah suatu cara/ajaran tertentu untuk lebih mengenal Haqiqat adalah kata benda yang berarti kebenaran atau yang benar-benar ada. Hakikat berasal dari kata hak al-Haq yang berarti milik ke­punyaan atau benar kebenaran.Kata Haq, secara khusus oleh orang-orang sufi sering digunakan sebagai istilah untuk ALLAH sebagai pokok sumber dari segala kebenaran, sedangkan yang berlawanan dengan itu semua disebut batil yang tidak benar.Makrifat berarti pengetahuan yang hakiki tentang Ilahiyah. Setelah menjalankan Syari’at dengan benar maka akan masuk tahap Tarekat, kemudian mengenal Hakikat untuk mendapatkan Makrifatullah sehingga menjadi hamba yang selalu dekat dengan orang yang mengaku ber-Tarekat, ber-Hakikat dan ber-Makrifat harus berada didalam Syari’at. Seharusnya perjalan spritual berasal dari Makrifat yang berarti berpengetahuan meluas dalam memahami Islam baik dalam Al-Qur’an, Hadis, Usul Fiqih, Balaghoh, Ard, dan keluasan Makrifat, Manusia akan mendapat Hakikat Ilahiyah yang melahirkan gerakan Tarekat dan berujung pada inti Islam yang tidak lain afalah Syari’at seperti perjalan spiritual Nabi Muhammad SAW dimulai dari Makrifat, Tarekat, Hakikat dan akhirnya sampai pada Makrifat adalah bertemu dan mencairnya kebenaran yang hakiki, yang disimbolkan saat Nabi Muhammad SAW bertemu Malaikat Hakikat adalah saat Nabi Muhammad SAW mencoba untuk merenungkan berbagai perintah untuk Tarekat saat Nabi Muhammad SAW berjuang untuk menegakkan Syariat adalah saat Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk mengerjakan sholat 5 waktu ketika isra’ mikraj yang merupakan puncak pendakian tertinggi yang harus dilaksanakan oleh umat istilah Tarekat, Hakikat, dan Makrifat dalam akademisi kajian Islam jauh setelah wafatnya Rosulullah SAW sekitar abad 5 zaman Hujjatul Islam Syekh Imam Al-Ghazaly Asy-Syafi’i yang menyendiri dari kajian ilmiyah falsafah setelah menulis Tahafut al-Falasifah. Kemuadian Al-Ghazali menjadi Sufi Sejati dengan menulis kitab sufi Ihya Ulumuddin. Kemudian dunia Islam Timur Tengah tenggelam dalam sufi. Dan kemajuan Islam hanya didaerah Mongol, Turki, dan Spanyol yang diprakarsai Ibn seharusnya seorang muslim sejati mengkotak-kotakan Syari’ah, Tarekat, Hakekat dan Makrifat karena yang berkata demikian hanyalah orang yang tidak banyak mengetahui keilmuan Islam secara MakrifatSangat sulit menjelaskan Hakikat dan Makrifat kepada orang-orang yang mempelajari agama hanya pada tataran Syariat saja, menghafal ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist akan tetapi tidak memiliki ruh dari pada Al-Qur’an itu Hakikat dari Al-Qur’an itu adalah Nur ALLAH yang tidak berhuruf dan tidak bersuara, dengan Nur itulah Rosulullah SAW memperoleh pengetahuan yang luar biasa dari ALLAH tetaplah hapalan dan itu tersimpan di otak yang dimensinya rendah yang tidak akan mampu menjangkau Hakikat ALLAH. Otak itu Baharu sedangkan ALLAH itu adalah Qadim, maka sudah pasti Baharu tidak akan sampai kepada seseorang hanya belajar dari dalil dan mengharapkan bisa sampai kehadirat ALLAH dengan dalil tersebut, maka bisa dipastikan dia tidak akan sampai seseorang tidak sampai kehadirat-NYA, maka dia akan heran dengan ucapan dari orang-orang yang sudah Makrifat, misalnya seperti bisa berjumpa dengan Malaikat, berjumpa dengan Rosulullah SAW dan bahkan melihat ALLAH yang hanya berkutat ditingkat Syariat akan menganggap semua itu hanya sebuah kebohongan dan akan menyanggahnya dengan mengumpulkan dalil-dalil untuk membantah ucapan para ahli Makrifat tersebut dengan dalil yang menurutnya terkadang dalil yang diberikan justru sangat mendukung ucapan para ahli Makrifat, tapi karena matahati-nya dibutakan oleh hawa nafsu, yang dalam Al-Qur’an disebuat Khatamallahu ala Qulubihim Tertutup mata hati mereka, itulah hijab yang menghalanginya menuju SAW menggambarkan Ilmu Hakikat dan Makrifat itu sebagai “Haiatul Maknun”, artinya “Perhiasan yang sangat indah”. Sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rosulullah bersabda“Sesungguhnya sebagian ilmu itu ada yang diumpamakan seperti perhiasan yang indah dan selalu tersimpan yang tidak ada seoranpun mengetahui kecuali para Ulama ALLAH. Ketika mereka menerangkannya maka tidak ada yang mengingkari kecuali orang-orang yang biasa lupa tidak berzikir kepada ALLAH”. Abu Abdir Rahman As-SalamyDidalam hadist tersebut jelas ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa ada sebagian ilmu yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali para Ulama ALLAH, yaitu para Ulama yang selalu ber-dzikir kepada ALLAH dengan segala tersebut sangat indah laksana perhiasan dan tersimpan rapi, yaitu ilmu Thariqat yang didalamnya terdapat amalan-amalan seperti Ilmu Latahif dan kisah tentang pertemuan Nabi Musa dengan nabi Khidir yang pada akhir perjumpaan mereka membangun sebuah rumah untuk anak yatim piatu untuk menjaga harta berupa emas yang tersimpan didalam rumah. Jika rumah tersebut dibiarkan ambruk maka emasnya akan dicuri oleh perampok, harta tersebut tidak lain adalah ilmu Hakikat dan Makrifat yang sangat tinggi nilainya dan rumah yang dimaksud adalah ilmu Syariat yang harus tetap dijaga untuk membentengi agar tidak jatuh ketangan yang tidak tegas lagi pengertian di atas dengan adanya hadist Nabi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah sebagai berikut“Aku telah hafal dari Rosulullah dua macam ilmu, pertama ialah ilmu yang aku dianjurkan untuk menyebarluaskan kepada sekalian Manusia yaitu ilmu Syariat, dan yang kedua adalah ilmu yang aku tidak diperintahkan untuk menyebarluaskan kepada Manusia, yaitu ilmu yang seperti “Hai’atil Maknun”. Maka apabila ilmu ini aku sebarluaskan niscaya engkau sekalian akan memotong leherku engkau menghalalkan darahku”. HR. ThabraniHadist di atas sangat jelas jadi tidak perlu diuraikan lagi, dengan demikian barulah kita sadar kenapa banyak orang yang tidak senang dengan Ilmu Thariqat. Karena ilmu itu memang sangat rahasia, bahkan para sahabat Nabi saja tidak di izinkan untuk disampaikan secara umum, karena ilmu itu harus diturunkan dan mendapat izin dari Nabi, dari Nabi izin itu diteruskan kepada Khalifah-nya, kemudian diteruskan kepada para Aulia ALLAH sampai saat ilmu Hai’atil Maknun itu disebarkan kepada orang yang belum berbait zikir atau “disucikan” sebagaimana telah difirmankan dalam Al-Qur’an surat Al- orang-orang yang hanya ahli Syariat semata, sudah barang tentu akan timbul anggapan bahwa ilmu jenis kedua ini, yakni Ilmu Thariqat, Hakikat dan Ma’rifat adalah Bid’ah mereka ini memiliki I’tikqat bahwa ilmu yang kedua tersebut jelas di ingkari oleh syara’. Padahal tidak demikian, bahwa hakekat ilmu yang kedua itu tadi justru merupakan intisari daripada ilmu yang pertama, artinya ilmu Thariqat itu intisari dari ilmu Syari’ karena itu, jika kita ingin mengerti Thariqat, Hakekat dan Ma’rifat secara mendalam maka sebaiknya berbai’at saja terlebih dahulu dengan Guru Mursyid Khalifah yang ahli dan diberi izin dengan taslim dan tafwidh serta ridho. Jadi tidak cukup hanya melihat tulisan dibuku-buku lalu mengingkari, bahkan mungkin mudah timbul prasangka jelek terhadap ahli setiap peristiwa yang mewarnai kehidupan ini, seringkali kita tidak mampu atau tidak mau menangkap kehadiran ALLAH dengan segala sifat-sifat-NYA. Padahal sifat-sifat ALLAH sangat terkait erat dengan ayat-ayat kauniyah-NYA yang terhampar di atas muka ALLAH melalui ayat-ayat kauniyah-NYA memang ingin menunjukkan kekuasaan dan kebesaran-NYA agar hamba-hamba-NYA senantiasa mawas diri, waspada dan berhati-hati dalam bertindak serta berperilaku agar tidak mengundang turunnya sifat Jalilah-NYA yang tidak akan mampu dibendung, apalagi dilawan oleh siapapun, dengan upaya dan sarana kekuatan apapun tanpa terkecuali, karena memang ALLAH satu-satunya pemilik kekuatan dan kekuasaan terhadap alam semesta dan seluruh pembacaan terhadap ayat-ayat Al-Qur’an secara berurutan, terdapat paling tidak empat ayat yang menyebut sifat-sifat Jamilah dan Jalilah ALLAH secara Yang pertama, surah Al-Ma’idah [5]98 “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya ALLAH amat berat siksa-NYA dan bahwa sesungguhnya ALLAH Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.- Yang kedua, pada akhir surah Al-An’am [6]165 “Dan Dia-lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian yang lain beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.- Yang keetiga dalam surah Ar-Ra’d [13]6 “Mereka meminta kepadamu supaya disegerakan datangnya siksa, sebelum mereka meminta kebaikan, padahal telah terjadi bermacam-macam contoh siksa sebelum Tuhanmu benar-benar mempunyai ampunan yang luas bagi manusia sekalipun mereka zalim, dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar sangat keras siksanya”.- Yang keempat dalam surah Al-Hijr [15]49-50 “Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya adzab-Ku adalah adzab yang sangat pedih”.Pada masing-masing ayat di atas, ALLAH menampilkan Diri-NYA dengan dua sifat yang saling berlawanan, ALLAH Maha Pengampun lagi Maha Penyayang yang merupakan esensi dari sifat Jamilah-NYA, namun pada saat yang sama ditegaskan juga bahwa ALLAH amat keras dan pedih siksaan-NYA yang merupakan cermin dari sifat Ibnu Abbas RA, seorang tokoh terkemuka tafsir dari kalangan sahabat, ayat-ayat tersebut merupakan ayat Al-Qur’an yang sangat diharapkan oleh seluruh hamba ALLAH SWT Arja’ Ayatin fi KitabiLlah. Karena menurut Ibnu Katsir, ayat-ayat ini akan melahirkan dua sikap yang benar secara seimbang dari hamba-hamba ALLAH yang beriman, yaitu sikap harap terhadap sifat-sifat Jamilah ALLAH dan sikap cemas serta khawatir akan ditimpa sifat Jalilah ALLAH Ar-Raja’ wal Khauf.Sementara Imam Al-Qurthubi memahami ayat tentang sifat-sifat ALLAH SWT semakna dengan hadits Rosulullah SAW yang menegaskan “Sekiranya seorang mukmin mengetahui apa yang ada di sisi ALLAH dari ancaman adzab-NYA, maka tidak ada seorangpun yang sangat berharap akan mendapat surga-NYA. Dan sekiranya seorang kafir mengetahui apa yang ada di sisi ALLAH dari rahmat-NYA, maka tidak ada seorangpun yang berputus asa dari rahmat-NYA”. HR. MuslimDalam konteks ini, Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya’rawi, seorang tokoh tafsir berkebangsaan Mesir mengelompokkan sifat-sifat ALLAH yang banyak disebutkan oleh Al-Qur’an kedalam dua kategori, yaitu sifat-sifat Jamilah dan sifat-sifat sifat itu selalu disebutkan secara beriringan dan berdampingan. Tidak disebut sifat-sifat Jamilah ALLAH, melainkan akan disebut setelahnya sifat-sifat Jalilah-NYA, begitupula sebaliknya. Dan memang begitulah Sunnatul Qur’an selalu menyebutkan segala sesuatu secara berlawanan, antara surga dan neraka, kelompok yang dzalim dan kelompok yang baik, kebenaran dan kebathilan dan lain merupakan sebuah pilihan yang berada di tangan Manusia, karena Manusia telah dianugerahi kemampuan untuk memilih, tentu dengan konsekuensi dan pertanggung jawaban masing-masing.“Bukankah Kami telah memberikan kepada manusia dua buah mata, lidah dan dua buah bibir. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan, petunjuk dan kesesatan”. QS. Al-Balad 8-10Sifat Jalilah yang dimaksudkan oleh beliau adalah sifat-sifat yang menunjukkan kekuasaan, kehebatan, cepatnya perhitungan ALLAH dan kerasnya ancaman serta adzab ALLAH SWT yang akan melahirkan sifat Al-Khauf rasa takut, khawatir pada diri sifat Jamilah adalah sifat-sifat yang menampilkan ALLAH sebagai TUHAN Yang Maha Pengasih, Penyayang, Pengampun, Pemberi Rizki dan sifat-sifat lainnya yang memang sangat dinanti-nantikan kehadirannya oleh setiap hamba-NYA tanpa terkecuali. Dan jika dibuat perbandingan antara kedua sifat tersebut, maka sifat Jamilah ALLAH jelas lebih banyak dan dominan dibanding sifat yang benar terhadap kedua sifat ALLAH tersebut dapat ditemukan dalam sebuah hadits Rosulullah SAW yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik RA. Anas menceritakan bahwa suatu hari Rosulullah bertakziah kepada seseorang yang akan meninggal Rosulullah bertanya kepada orang itu, “Bagaimana kamu mendapatkan dirimu sekarang?”, ia menjawab, “Aku dalam keadaan harap dan cemas”. Mendengar jawaban laki-laki itu, Rosulullah bersabda, “Tidaklah berkumpul dalam diri seseorang dua perasaan ini, melainkan ALLAH akan memberikan apa yang dia harapkan dan menenangkannya dari apa yang ia cemaskan”. HR. At Tirmidzi dan Nasa’iSahabat Abdullah bin Umar RA seperti dikisahkan oleh Ibnu Katsir yang memberikan kesaksian bahwa orang yang dimaksud oleh ayat-ayat di atas adalah Utsman bin Affan RA. Kesaksian Ibnu Umar tersebut terbukti dari pribadi Utsman bahwa ia termasuk sahabat yang paling banyak bacaan Al-Qur’an dan sholat Abu Ubaidah meriwayatkan bahwa Utsman terkadang mengkhatamkan bacaan Al-Qur’an dalam satu rakaat dari sholat malamnya. Sungguh satu tingkat kewaspadaan hamba ALLAH yang tertinggi bahwa ia senantiasa khawatir dan cemas akan murka dan ancaman adzab ALLAH SWT dengan terus meningkatkan kualitas dan kuantitas pengabdian kepada-NYA. Disamping tetap mengharapkan rahmat ALLAH melalui amal peringatan dan cobaan ALLAH justru datang saat kita lalai, saat kita terpesona dengan tarikan dunia dan saat kita tidak menghiraukan ajaran-ajaran-NYA, agar kita semakin menyadari akan keberadaan sifat-sifat ALLAH yang Jalillah maupun yang Jamilah untuk selanjutnya perasaan harap dan cemas itu terimplementasi dalam kehidupan jadi saat ini ALLAH masih berkenan hadir dengan sifat Jamilah-NYA dalam kehidupan kita karena kasih sayang-NYA yang besar, namun tidak tertutup kemungkinan karena dosa dan kemaksiatan yang selalu mendominasi perilaku kita maka yang akan hadir justru sifat Jalilah ALLAH hanya akan muncul karena perbuatan Manusia sendiri karena sesungguhnya ALLAH Maha Pengasih dan Maha Penyayang. ALLAH menurunkan azabnya bukan tanpa sebab, tapi melalui sistem yang disebut hukum sebab sedikit informasi tentang pengertian Syariat, Tarekat, Hakikat dan Makrifat yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar dunia spiritual dan supranatural, dapat dibaca pada artikel Harta Langit bermanfaatTerima kasih

ManfaatSholat 5 Waktu • Aulia Izzatunisa SHALAT LIMA WAKTU BILA DILAKSANAKAN SECARA TERATUR 1. BILA SUBUH UTUH : Pagi tumbuh, Hati tedu Perintah 50-waktu Untuk berSolat wajib menjadi 5-waktutawar menawar ini apakah termasuk Komplen?Sebenarnya ini bukan suatu penentangan. Tetap Patuh tanpa penguranganJika 50 di Syariatkan maka habislah waktu seharian hanya untuk menyembah pada suatu tempat solatJadi laksanakanlah 5 waktu gerak solat. Sisanya tetap melaksanakan solat da'im"Yg mereka itu tetap mengerjakan Sholat" al-ma'arij23Sholat bukanlah untuk menyembah Tuhan....karena Tuhan tidak perlu disembahKetika menyembah berarti ada yang disembah dan yang kena sembahSesuatu yang disembah selalu dihadapan orang yang menyembah sama artinya menyatakan Tuhan itu bertempat......Sedang Tuhan tidak bertempat dan tidak ada dimana mana TAPI ada dimana manaDan berlainan dengan apa yang ada dialam semesta ini.....لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ البَصِير'Sholat mempunyai arti kata hubungan artinya mendekatkan diri dengan ingin dikenal. Oleh karenanya sholat untuk mengenal Dirinya dengan DiriNya Yaitu Diri Rahasia Tuhan. Hubungan dengan Tuhan harus tiap saat bilapun, dimanapunKarena tiap saat berhubungan dengan Tuhan......Tidak menunggu hanya lima waktu saja. Bukankah dalam perjalanan menerima perintah sholat ini 50x dalam sehari semalam ? Apa ini cuma basa basi Tuhan?"Maka apabila kamu telah menyelesaikan sholat mu ingatlah Allh di waktu berdiri, di waktu duduk, dan di waktu berbaring"an-nisa103Bahwa inti sholat adalah mengenal diri. Mengenal diri mengenal sholat mengenal mi'rajtul mukminin. Sholat itu mi'raj nya orang mukminAli bin Abi Tholib syah sholat seseorang melainkan mengenal akan perjalanan Ma"rifatullah/Mengenal Allah maka dimulai dengan mengenal diriMaka akan Mengenal DIRI SEBENAR DIRI DIRI SEJATINYA Maka benarlah hadist nabi demikianYakti Alannasi zamanu yushaluna walla yushallunAkan datang kepada manusia suatu zaman banyak yang sholat tapi sebenarnya mereka tidak AHMADMan zakaral isma'unal ma'na fahua jahilun Waman abada isma'unal ma'na fahua kafirunBarangsiapa beribadah karena tempat bahwasanya mereka itu bodohDan barangsiapa yang beribadah sholat karena menyembah asma bahwasanya mereka itu kafir.....Maka celakalah bagi orang yang hatinya tidak dapat mengingat Allah Mereka itu dalam kesesatan yang zumar 22 About roslanTv Tarekat Ut wisi enim ad minim veniam, quis nostrud exerci tation ullamcorper suscipit lobortis nisl ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis autem vel eum iriure dolor in hendrerit in vulputate velit esse molestie consequat, vel illum dolore eu feugiat nulla facilisis at vero eros et accumsan et iusto odio dignissim qui blandit praesent luptatum zzril delenit augue duis. Assalamualaikum wr. Wb., Bunda, anak perempuan saya yang tertua sudah berusia 9 tahun tapi untuk sholat 5 waktu kami harus setiap hari mengingatkannya, kalau tidak diingatkan dia tidak sholat. Dan meskipun sudah diingatkan sering ditunda sholatnya. Menjaga kebersihan badannya juga begitu , harus selalu diingatkan dan kalau perlu diawasi, misalnya apakah sudah gosok gigi atau belum, apakah
Assalamualaikum waroh matullahi wabarokatuh. Alhamdulillahirobbil alamin kolal musannif ibrahima kumullah ila iyaanta masyhudi wasyihhataka wal makrifataka, lahaulawala ku wata illa billah hil alil azim. Sahabat sigar penjalin dimanapun anda berada, semoga kalian dalam keadaan sehat walafiat, dalam keadaan sadar, dalam keadaan selalu mengikuti kehendak Allah yang muncul dalam batinmu. Kali ini sahabat sigar penjalin akan memaparkan pasal dalam menyatakan asal dan ushul kenyataan sholat lima waktu. Adapun arti asal itu yaitu zhat, dan adapun arti usul itu yaitu sifat, bermula sembahyang lima waktu itu yaitu lima kali sehari semalam yang terdiri dari 17 rokaat dan 17 fatihah asalnya perkataan huruf-huruf perkataan Alhamdu yaitu alif, lam, ha’, mim, dan dal. Adapun asal usul kenyataan waktunya yang lima itu adalah sebagai berikut 1. ZOHOR hurufnya alif, wilayahnya nabi Ibrahim, malaikatnya jibrail, takluk ia dengan sifat kudrat, adapun zohor itu 4 rokaat menunjukkan tajallinya tuhan yang empat yaitu Ujud, ilmu, Nur, Suhud. 2. ASHAR Hurufnya Lam, wilayahnya nabi yusuf, takluk ia dengan sifat iradat, adapun ashar itu 4 rokaat menunjukkan asal badan kita, api, angin, air, dan tanah. 3. MAGRIB hurufnya Ha’ wilayahnya nabi isya, malaikatnya nabi israfil, takluk ia dengan sifat ilmu, adapun magrib itu tiga rokaat menunjukkan martabat ketuhanan yang tiga yaitu a. Wahdah artinya satu. b. Wahdiah artinya yang satu. c. Wa ahadiyah artinya yang paling satu. 4. ISYA Hurufnya mim, wilayahnya nabi musa, malaikatnya Izrail, takluk ia dengan sifat hayyat, adapun isya itu 4 rokaat menunjukkan 4 jalan menuju tuhan yaitu Syariat, tarikat, hakikat, wal makrifat. 5. SUBUH Hurufnya Dal, wilayahnya nabi adam, malaikatnya jibraimikail, israfil, izrail, adapun subuh itu 2 rokaat menunjukkan Zhat dan sifat tuhan. hakikatsholat caramendudukkansholat sholat5waktu source
Artinya "Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'". (QS. Al-Baqarah: 43). Sholat 5 waktu wajib hukumnya. Foto: iStock. Sholat 5 waktu juga sudah
Oleh Muhammad Umar Said Ø¢Ù„Ø¨Ø­Ø ÙÙŠ علم التصوف من كتاب “إيقاظ الهمم” Ù„Ù„Ø´ÙŠØ Ø¥Ø¨Ù† عجيبة في شرح الحكم Ù„Ù„Ø´ÙŠØ Ø§Ù„Ø¹Ù„Ø§Ù…Ø© العارف بالله إبن Ø¹ØØ§Ø¡ الله السكندري رحمه اللَÙÙ‡ تعالى ألفرق بين صلاة العوام والعارفين فالعوام حد صلاتهم أوقاتهم، والعارفون في الصلاة على الدوام. كما قال الله تعالى ألذين هم على صلاتهم دائمون قيل لبعضهم هل للقلوب صلاة؟ فقال نعم، إذا سجد لايرفع رأسه أبدا، أى إذا سجدت الروح لهيبة الجلال والجمال لا ترفع رأسها أبدا، Ùˆ إليه أشار الششترى بقوله فاسجد لهيبة الجلال عند التدانى، ولتقرأ أية الكمال سبع Ø§Ù„Ù…ØØ§Ù†Ù‰ وقوله فإن كنت منهم فانضح البر بالبحر أى فإن كنت من العارفين المحققين فانضح بر شريعتك ببحر حقيقتك Ø¨Ø­ÙŠØ ØªØ±Ø´ على شريعتك من بحر حقيقتك حتى تغمرها وتغØÙŠÙ‡Ø§ØŒ فتصير الشريعة عين الحقيقة، والحقيقة عين الشريعة، حتى يصير عملك كله بالله، والله أعلم. وإذا دØÙ„ القلب حضرة القدس ومحل الأنس، فهم دقائق الأسرار، وملئ بالمواهب والأنوار، وإلى ذالك أشار بقوله “أم كيف يرجو أن يفهم دقائق الأسرار وهو لم يتب من هفواته؟ “ قلت فهم دقائق الأسرار لا يكون أبدا مع وجود الإصرار. أو تقول فهم غوامض التوحيد لا يكون بقلب فريد، فمن لم يتب من هفواته، ويتحرر من رق شهواته، فلا ÙŠØÙ…ع فى فهم غوامض التوحيد، ولا يذوق أسرار أهل التفريد، إنتهى. Penjelasan Orang awam itu ketika melaksanakan shalat dibatasi oleh waktu shalatnya. Misalnya waktu shalat Ashar dibatasi oleh shalat Maghrib, shalat Maghrib dibatasi oleh shalat Isya’ dan seterusnya. Akan tetapi shalatnya Ahli ma’rifat tidak dibatasi oleh waktu. Tidak ada batas antara shalat fardlu dengan shalat di luar shalat fardhu. Sehingga shalat bagi para arifin ahli ma’rifat tidak ada permulaan dan tidak ada akhiran لا بداية ولا نهاية. Antara shalat syariat dan hakekat tidak ada batas dan tidak terputus. Badan untuk melaksanakan syariat dan hatinya melaksanakan hakekat. Shalat para arifin tidak kelihatan sujudnya, sebagaimana orang awam, sebab yang sujud pada saat shalat adalah ruhnya. Imam As-Sasytasytary memberikan isyarah dengan ucapannya “Maka sujudlah karena takut pada keagungan Allah Al-Jalal pada saat mendekatkan diri, dan hendaklah engkau membaca surat Al-Fatihah dibaca berulangkali dengan sempurna”. Maksudnya, ketika para arifin sedang melaksanakan shalat, hakekatnya ia sedang menyirami syariat dengan hakikat, atau sebaliknya ia sedang menyirami hakikat dengan syariat. Sehingga antara syariat dan hakikat menyatu dalam ibadah, dan keduanya bisa dilakukan secara bersama-sama. Alhasil, ibadah syariatnya adalah wujud hakekatnya, dan ibadah hakekatnya adalah wujud syariatnya. Dan ketika hati seseorang telah masuk ke dalam Hadrah Qudsy Hadlirat Allah dan tempat yang menyenangkan, maka sesungguhnya ia adalah Sirr yang halus yang dipenuhi anugerah dan pancaran sinar/cahaya Allah. Akan tetapi yang demikian itu tidak bisa dicapai oleh hati yang tidak bertobat dari segala kesalahan dan maksiat. Hati yang bertobatlah yang bisa mendapatkan sesuatu yang dicari dan lembutnya sirr serta rahasianya tauhid. Syeikh Ibnu Ajibah berkata, “Memahami lembutnya sirr tidak akan terwujud jika masih disertai adanya perbuatan dosa”. Atau dengan kata lain, untuk memahami rahasia tauhid tidak akan terwujud kecuali dengan hati yang satu’ tidak bercabang. Barangsiapa yang tidak kembali bertobat dari kesalahannya, dan tidak berhati-hati terhadap halusnya syahwat, maka tidak bisa diharapkan untuk memahami rahasia tauhid, dan tidak bisa merasakan rahasia Ahli Tafrid orang yang menyatukan hatinya kepada Haqqul Wujud. Kesimpulan Penjelasan di atas merupakan pengalaman batin dari para pencari hakikat, yang melakukan pengembaraan spiritual hingga sampai maqam ma’rifat di Alam Jabarut. Para pencari hakekat المحققين tersebut telah melakukan segala upaya dengan susah payah, mulai dari tahapan awal, yaitu dzikir dengan hati ألذكر بالقلب, meningkat pada tahapan menengah, yaitu dzikir dengan ruh ألذكر بالروح, dan hingga sampai pada tahapan puncak, yaitu dzikir bil sirr الذكر بالسر. Dalam mencari hakekat hingga ma’rifat, para arifin mengalami gejolak batin, terkadang mengalami naik الترقى, dan mengalami turun التنزل. Kadang ia berada di tempat wujudnya البقاء, dan kadang ia tidak sadarkan diri terhadap wujudnya الفناء, sebab ia telah menyatu إتحاد dengan Haqqul Wujud Allah SWT. Terkadang juga para arifin mengalami apa yang disebut jadzab orangnya disebut majdzub جذب -مجذوب. Pada saat ia mengalami jadzab tertarik, ia sering mengalami syatahat Ø´ØØ­Ø©, berbicara tanpa kesadaran diri Bahasa Jawa ndleming, karena ia sedang berada pada kondisi fana’. Semua hal yang dialami oleh para arifin di atas tidak bisa dilakukan oleh orang awam yang hatinya belum bersih dari kotoran dan dosa serta belum bertobat kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh. Tidak hanya itu, para arifin sudah benar-benar mengosongkan hatinya dan melepaskan dari ketergantungan pada urusan duniawi, serta sudah asyik masyuk, mabuk cinta hanya kepada Allah Al-Haqq. Allahu a’lam bis shawab. Semoga bermanfaat. Beberapa istilah dalam Ilmu Tasawuf 1. Baqa’ البقاء ialah kondisi dimana para pencari hakekat masih dalam kesadaran diri pada wujudnya; 2. Fana’ ألفناء ialah kondisi dimana para pencari hakekat hilang kesadaran dirinya terhadap wujudnya, karena telah wushul sampai kepada Haqqul Wujud; 3. Taraqi الترقى ialah kondisi dimana para pencari hakekat, ruhnya telah naik pada maqam hakekat; 4. Tanazul التنزل ialah kondisi dimana pencari hakekat ruhnya sedang turun, berada di maqam syariat; 5. Syatahat Ø´ØØ­Ø© ialah para pencari hakekat, dimana tanpa kesadarannya berbicara sendiri, yang maknanya tidak bisa dipahami oleh orang awam; 6. Jadzab جذب ialah para pencari hakekat, dimana ruhnya tertarik ke atas hingga sampai maqam hakekat; 7. Al-Jalal /الجلال keagungan 8. Al-Jamal /الجمال keindahan; 9. Al-Baarr /ألبار Maha Berbuat Kebaikan; 10. Zalat/ زلة terpeleset; 11. Hafwah/ هفوة kesalahan; 12. Alkamal /ألكمال kesempurnaan; 13. Almuhaqqiqin /المحققين pencari hakekat; 14. Al-arifin /العارفين orang yang sudah ma’rifat; 15. As salik/ As sa’ir / السالك، السائر orang yang sedang berjalan menuju suatu tujuan; 16. Al wushul/Al ittishol /الوصول، الإتصال telah sampai pada hakekat; 17. Al-washilun/الواصلون orang sudah sampai /berada di maqam hakekat. Ngaji Tasawuf bersama KH. Mohammad Danial Royyan Syariathakikatwalmakrifat#sholat5waktusholat 5 sholat fardhu lengkap dengan rakaat dan jumlah pelaksanaannya. Hukum salah lima waktu adalah wajib. Berarti berarti tidak boleh ditinggalkan, bakal mendapat dosa. Maka harus dikerjakan biar mendapat pahala karena itu merupakan perintah Allah. sholat lima waktu terdiri dari sholat Subuh, sholat Dzuhur, sholat Ashar, sholat Maghrib, dan sholat Isya. sholat Subuh. Biasanya dimulai sejak pukul hingga pukul Namun sejatinya, menurut pendapat ulama Subuh diawali ketika fajar sadik muncul. Sadik adalah cahaya putih yang melintang di sepanjang ufuk timur, dan berakhir sesaat sebelum matahari terbit syuruk. sholat Subuh dilaksanakan dalam 2 rakaat wajib. sholat Dzuhur. Sholat dzuhur dikerjakan sebanyak 4 rakaat. Biasanya dilaksanakan dari pukul hingga tibanyak waktu Ashar. Dzuhur dimulai ketika matahari telah tergelincir condong ke arah barat, dan berakhir ketika masuk waktu Ashar. sholat Ashar sholat Ashar dilaksanakan 4 rakaat.
Sholat5 waktu secara syariat tarekat hakekat makrifat. Related Videos. 6:52

KEUTAMAAN shalat 5 waktu ada banyak, Shalat merupakan kewajiban bagi tiap Muslim yang sudah akil dan balig. Shalat bukan hanya rutinitas ibadah yang dikerjakan lima waktu dalam sehari. Sebab, shalat menjadi bukti keimanan dan ketaatan seorang Muslim dalam menjalankan perintah Allah SWT. Berikut adalah 10 keutamaan shalat 5 waktu yang harus diketahui oleh kalian Keutamaan shalat 5 waktu Menghindarkan kita dalam golongan orang-Orang kafir ilustrasi, foto unsplash BACA JUGA Inilah 5 Keutamaan Anak Yatim Menurut Al-Quran Semua itu diperkuat dengan adanya penjelasan yang ada di dalam Al-Quran Surat Maryam ayat 59-69, antara lain sebagai berikut “Maka datanglah sesudah mereka pengganti yang jelek yang meremehkan shalat dan menuruti hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal shaleh.” QS. Maryam 59-60 Keutamaan shalat 5 waktu Menjadi penolong “Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” QS. Al Baqarah 153 Melalui ayat ini, Allah SWT menjelaskan perihal sabar dan hikmah yang terkandung di dalam masalah menjadikan sabar dan salat sebagai penolong serta pembimbing. Karena sesungguhnya seorang hamba itu adakalanya berada dalam kenikmatan, lalu ia mensyukurinya; atau berada dalam cobaan, lalu ia bersabar menanggungnya. Di dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ. apabila mendapat suatu cobaan, maka beliau mengerjakan salat. Sabar itu ada dua macam, yaitu sabar dalam meninggalkan hal-hal yang diharamkan dan dosa-dosa, serta sabar dalam mengerjakan ketaatan dan amal-amal taqarrub. Jenis yang kedua inilah yang lebih utama, mengingat ia adalah tujuan utama. Adapun jenis sabar lainnya yaitu sabar dalam menanggung berbagai macam musibah dan cobaan, jenis ini pun hukumnya wajib; perihalnya sama dengan istigfar memohon ampun dari segala macam cela. Keutamaan shalat 5 waktu Mencegah perbuatan keji dan mungkar “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab Al-Quran dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah shalat adalah lebih besar keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. QS Al Ankabut 45 Salat itu mengandung dua hikmah, yaitu dapat menjadi pencegah diri dari perbuatan keji dan perbuatan munkar. Maksudnya dapat menjadi pengekang diri dari kebiasaan melakukan kedua perbuatan tersebut dan mendorong pelakunya dapat menghindarinya. Di dalam sebuah hadis melalui riwayat Imran dan Ibnu Abbas secara marfu telah disebutkan Barang siapa yang salatnya masih belum dapat mencegah dirinya dari mengerjakan perbuatan keji dan munkar, maka tiada lain ia makin bertambah jauh dari Allah. Keutamaan shalat 5 waktu Penghapus dosa “Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang pagi dan petang dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat”. QS Hud 114 Sesungguhnya mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik itu dapat menghapuskan dosa-dosa yang terdahulu, seperti yang disebutkan di dalam sebuah hadis. Rasulullah ﷺ. bersabda “Tidak sekali-kali seorang mukmin melakukan suatu dosa kecil, lalu ia melakukan wudu dan salat dua rakaat, melainkan diberi­kan ampunan baginya atas dosanya itu.” Keutamaan shalat 5 waktu Terhindar dari siksa api neraka Semua itu diperkuat dengan adanya sabda Nabi ﷺ, bahwasannya beliau pernah bersabda, Rasulullah ﷺ bersabda “Tidak akan masuk neraka seseorang yang menjalankan sholat sebelum terbit dan sebelum terbenamnya matahari.” Keutamaan shalat 5 waktu Amalan utama Dari Ibn Masud radliallahu anhu, bahwa seorang laki-laki pernah bertanya Nabi ﷺ, amalan apa yang paling utama? Nabi menjawab “Shalat tepat pada waktunya, berbakti kepada kedua orang tua, dan jihad fi sabilillah.” HR. Bukhari [No. 7534 Fathul Bari] Shahih. Keutamaan shalat 5 waktu Para malaikat turut serta dan andil dalam menjaganya Semua itu diperkuat dengan adanya penjelasan firman Allah Swt di dalam Al-Quran Surat Al-Isra ayat 78, antara lain sebagai berikut “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan dirikanlah pula shalat subuh. Sesungguhnya sahalat subuh itu disaksikan oleh malaikat.” QS. Al – Isra 78 Keutamaan shalat 5 waktu Penghapus semua kesalahan Dari Abu Hurairah, bahwa ia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda “Bagaimana pendapat kalian seandainya ada sungai di depan pintu rumah salah seorang dari kalian, lalu dia mandi lima kali setiap hari? Apakah kalian menganggap masih akan ada kotoran daki yang tersisa padanya?” Para sahabat menjawab, “Tidak akan ada yang tersisa sedikitpun kotoran padanya.” Lalu beliau bersabda “Seperti itu pula dengan shalat lima waktu, dengannya Allah akan menghapus semua kesalahan.” HR. Bukhari [No. 528 Fathul Bari] shahih. Keutamaan shalat 5 waktu Meninggikan derajat seorang hamba di hadapannya Semua itu diperkuat dengan adanya penjelasan dari Nabi ﷺ, bahwasannya beliau pernah bersabda, “Hendaklah engkau memperbanyak sujud kepada Allah. Karena engkau tidaklah sujud pada Allah dengan sekali sujud melainkan Allah akan meninggikan derajatmu dan akan menghapuskan satu kesalahan.” HR. Muslim no. 488 Keutamaan shalat 5 waktu Bentuk syukur kepada allah ilustrasi, foto unsplash BACA JUGA Ini 8 Ayat Al-Quran tentang Perintah Bekerja Keras “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan basuh kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan kembali dari tempat buang air kakus atau menyentuh perempuan. Lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik bersih; sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu, Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” QS. Al Maidah 6. [] SUMBER JATENG DALAMISLAM

. 240 426 337 186 326 467 290 349

makrifat sholat 5 waktu